Monday, May 6, 2019

Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin (Pendiri Politik Komunisme Rusia)




Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin lahir tahun 1870 dan wafat tahun1924, dia adalah seorang pemimpin politik yang paling bertanggung jawab terhadap berdirinya Komunisme di Rusia. Sebagai penganut Karl Marx yang gigih dan setia, Lenin meletakkan dasar politik yang hanya bisa dibayangkan oleh Karl Marx seorang. Begitu cepatnya Lenin menyebar Komunisme ke seluruh penjuru dunia, dia mesti diakui sebagai salah seorang yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Bahkan sampai sekrang jasadnya dibalsem dan dipamerkan di Rusia. Ia Lahir di Simbirsk (kini ganti jadi Ulyanovsk untuk menghormatinya) pada tahun 1870.

Ayahnya seorang pegawai negeri yang patuh tetapi kakaknya Alexander adalah seorang radikal yang dijatuhi hukuman mati karena ambil bagian dalam komplotan mau bunuh Tsar. Pada umur dua puluh tiga Lenin sudah menjadi seorang Marxis yang berkobar-kobar. Bulan Desember 1895 dia ditahan oleh pemerintah Tsar karena kegiatan revolusionernya dan dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah itu dia dibuang ke Siberia.

Selama tiga tahun di Siberia (yang tampaknya tidak digubrisnya sebagai siksaan) dia kawin dengan wanita yang juga berfaham revolusioner dan menulis buku Pertumbuhan Kapitalisme di Rusia. Masa pembuangannya di Siberia berakhir bulan Februari 1900 dan beberapa bulan kemudian Lenin melakukan perjalanan ke Eropa Barat. Tak kurang dari tujuh belas tahun lamanya dia berkelana, menjadi seorang mahaguru revolusioner. Tatkala Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia dimana Lenin jadi anggota pecah jadi dua bagian, Lenin jadi pimpinan pecahan yang lebih besar, Bolsheviks.
Perang Dunia I membuka peluang besar buat Lenin. Perang ini membawa malapetaka baik militer maupun ekonomi bagi Rusia dan akibatnya menambah ketidakpuasan rakyat kepada sistem pemerintahan Tsar. Akhirnya pemerintah Tsar ini digulingkan di bulan Maret tahun 1917 dan untuk sementara waktu tampaknya Rusia dipimpin oleh sebuah pemerintah demokratis. Begitu mendengar kejatuhan Tsar, Lenin buru-buru pulang ke .Rusia dan sesampainya di negeri asalnya ia dengan cepat dapat melihat dan mengambil kesimpulan bahwa partai-partai demokratis --walau sudah mendirikan pemerintahan sementara-- tak punya daya kekuatan cukup dan kondisi ini sangat baik buat partai Komunis yang punya pegangan disiplin kuat untuk menguasai keadaan biarpun anggotanya sedikit. Karena itu Lenin mendorong kaum Bolshevik melompat kedepan mengguhngkan pemerintahan sementara dan menggantinya dengan pemerintahan Komunis.

Menjadi Pemimpin Rusia
Percobaan pemberontakan di bulan Juli tidak berhasil dan memaksa Lenin menyembunyikan diri. Percobaan kedua di bulan Nopember 1917 berhasil dan Lenin menjadi kepala negara baru. Selaku kepala pemerintahan, Lenin keras tetapi di lain pihak dia amat pragmatis. Mula-mula dia ajukan tekanan yang tak kenal kompromi adanya masa transisi singkat menuju masyarakat yang ekonominya sepenuhnya berdasar sosialisme. Ketika ini tidak jalan, dengan luwes Lenin mundur dan mengambil jalan sistem ekonomi campuran kapitalis-sosialistis. Ini berjalan di Uni Soviet selama beberapa tahun.

Di bulan Mei 1922 Lenin sakit keras sehingga antara serangan sakit itu hingga wafatnya tahun 1924 praktis Lenin tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu wafat, jasadnya dengan cermat dibalsem dan dipelihara, dibaringkan di musoleum di Lapangan Merah hingga saat ini. Ciri penting dari Lenin adalah dia seorang yang cepat bertindak sehingga dialah orang yang mendirikan pemerintahan Komunis di Rusia. Dia menganut ajaran Karl Marx dan menterjemahkannya dalam bentuk tindakan politik praktis yang nyata. Sejak bulan Nopember 1917 telah terjadi ekspansi kekuatan Komunis ke seluruh dunia. Kini, sekitar sepertiga penduduk dunia menganut faham Komunis.

Peran dan Pemikiran-pemikiran Lenin
Biarpun arti penting Lenin terletak pada seorang pemimpin politik praktis, Lenin juga menunjang pengaruhnya lewat tulisan-tulisan. Pikiran-pikiran Lenin tidaklah bertentangan dengan Marx tetapi ada perubahan tekanan. Lenin kelewat terpukau oleh taktik-taktik revolusi dan dia merasa punya kelebihan khusus dalam urusan ini. Dia tak henti-hentinya menekankan perlunya penggunaan kekerasan: "Tak ada masalah apa pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa kekerasan," adalah ungkapan khasnya. Marx hanya mengaitkan perlunya kediktatoran proletariat sekali-sekali saja, tetapi Lenin sudah terlalu tergoda dengan itu. Misalnya ucapannya: "Diktatur proletariat tak lain dan tak bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada batasnya, baik batas hukum maupun batas aturan absolut."

Ide Lenin tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting ketimbang politik ekonominya. Ciri terpokok pemerintahan Soviet bukanlah di bidang politik ekonominya (banyak pemerintahan sosialis di banyak negeri) tetapi ciri pokoknya lebih terletak pada teknik mempertahankan kekuasaan politik untuk jangka waktu tak terbatas. Terhitung sejak saat Lenin hidup, tak ada satu pun pemerintah Komunis di mana pun juga di dunia ini --sekali berdiri dengan kokohnya-- dapat tergulingkan. Dengan pengawasan yang seksama terhadap semua lembaga kekuasaan dalam negeri --mass media, bank, gereja, serikat buruh dan lain-lain-- pemerintahan Komunis tampaknya sudah mengikis adanya kemungkinan-kemungkinan penggulingan pemerintahan. Bisa saja ada titik-titik lemah pada kekuatannya, tetapi tak seorang pun mampu menemukannya.

Jelas bin jelas Komunisme adalah gerakan besar yang punya arti penting sejarah. Tidaklah jelas benar siapakah yang bisa dianggap paling berpengaruh dalam gerakan ini, Marx atau Lenin. Saya beranggapan Marx punya arti lebih pentirig karena dia mendahului dan mempengaruhi Lenin. Tetapi masih bisa dibantah anggapan ini karena kemampuan politik praktis Lenin merupakan faktor yang amat ruwet dalam hal mendirikan Komunisme di Rusia. Tanpa peranan Lenin, Komunis rasanya mesti menunggu bertahun-tahun untuk punya kesempatan memegang kekuasaan dan akan menghadapi perlawanan yang lebih terorganisir. Karena itu, bukan mustahil tidak bisa berhasil. Dalam hal memantapkan arti penting Lenin, orang jangan lupa betapa singkatnya masa kekuasaan dipegangnya. Juga, berdirinya diktatur proletariat di Uni Soviet lebih besar berkat Lenin ketimbang penggantinya, Stalin yang lebih keras.

Sepanjang hidupnya Lenin seorang pekerja keras dan tekun. Dia seorang yang kenamaan dan jumlah buku yang ditulisnya tak kurang dari 55 jilid. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk tujuan-tujuan revolusi, dan meskipun dia mencintai keluarganya, dia tak mau pekerjaannya terganggu. Ironisnya, biar dia menghabiskan sepenuh umurnya dalam percobaan melenyapkan penindasan, hasil yang dicapainya dari perjuangan adalah penghancuran semua segi kebebasan pribadi.

MENARA EIFFEL 1888

Rangka besi pembuatan menara Eiffel tahun 1888.

Sunday, May 5, 2019

ADA APA DI BULAN SUCI RAMADHAN


Hadist Shahih Seputar Bulan dan Shaum Ramadhan

1. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup, Setan Dibelenggu


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ


Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah dan Ibnu Hujr, mereka berkata, telah menceritakan kepada kami Ismaa’iil -dia adalah Ibnu Ja’far-, dari Abu Suhail, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.” (HR Bukhari dan Muslim).

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ بْنِ كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al-‘Alaa’ bin Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin ‘Ayyaasy, dari Al-A’masy, dari Abu Shaalih, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika telah datang malam pertama di bulan Ramadhan maka setan-setan dan jin yang jahat akan dirantai, pintu-pintu neraka akan ditutup dan tidak akan terbuka darinya satu pintupun, pintu-pintu surga akan dibuka dan tidak akan tertutup darinya satu pintupun, dan seorang penyeru akan menyerukan, “Wahai para pencari kebaikan, bersegeralah (menuju kebaikan), wahai para pencari keburukan, berhentilah (dari keburukan), Allah membebaskan (seorang hamba) dari api neraka pada setiap malam (di bulan Ramadhan).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

2. Malam Qadar (Lailatul Qodr) 

أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ هِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Telah mengkhabarkan kepada kami Bisyr bin Hilaal, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Waarits, dari Ayyuub, dari Abu Qilaabah, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Allah ‘Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada kalian berpuasa didalamnya, di bulan itu pintu-pintu langit akan dibuka dan pintu-pintu neraka akan ditutup, di bulan itu setan-setan jahat akan diikat. Demi Allah, di bulan itu ada malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa terhalang mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia telah terhalang.” (HR Nasa'i).

حَدَّثَنَا أَبُو بَدْرٍ عَبَّادُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنَا عِمْرَانُ الْقَطَّانُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
دَخَلَ رَمَضَانُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا الشَّهْرَ قَدْ حَضَرَكُمْ وَفِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَهَا فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ كُلَّهُ وَلَا يُحْرَمُ خَيْرَهَا إِلَّا مَحْرُومٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Badr ‘Abbaad bin Al-Waliid, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bilaal, telah menceritakan kepada kami ‘Imraan Al-Qaththaan, dari Qataadah, dari Anas bin Maalik, ia berkata, ketika memasuki bulan Ramadhan maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya bulan ini sungguh telah hadir pada kalian, dan didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang terhalang (mendapat kebaikannya) maka sungguh ia telah terhalang dari kebaikan, dan tidaklah dihalangi kebaikannya kecuali bagi yang terhalang (dari kebaikan).” (HR Ibnu Majah).

3. Shalat Malam (Tarawih)

حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ قَيْسٍ عَنْ نَصْرِ بْنِ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيِّ عَنِ النَّضْرِ بْنِ شَيْبَانَ الْحُدَّانِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ
قُلْتُ لَهُ أَلَا تُحَدِّثُنِي حَدِيثًا عَنْ أَبِيكَ سَمِعَهُ أَبُوكَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ أَقْبَلَ رَمَضَانُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Telah menceritakan kepada kami Suraij bin An-Nu’maan, telah menceritakan kepada kami Nuuh bin Qais, dari Nashr bin ‘Aliy Al-Jahdhamiy, dari An-Nadhr bin Syaibaan Al-Huddaaniy, dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman, aku (An-Nadhr) berkata kepada Abu Salamah, ceritakanlah kepadaku hadits dari Ayahmu yang ia dengar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, Abu Salamah menjawab, (jika) bulan Ramadhan datang maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah wajibkan kalian untuk berpuasa, dan aku telah mensunnahkan kaum muslimin untuk shalat malam didalamnya, maka barangsiapa berpuasa dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya dosa-dosanya akan keluar (darinya) bagaikan hari ketika ia baru dilahirkan ibunya.” (HR Ahmad).


4. Shalat Malam (Tarawih) Berjamaah Rasulullah Saw

حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ مِنْ جَوْفِ اللَّيْلِ فَصَلَّى فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى رِجَالٌ بِصَلَاتِهِ فَأَصْبَحَ النَّاسُ يَتَحَدَّثُونَ بِذَلِكَ فَاجْتَمَعَ أَكْثَرُ مِنْهُمْ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلَةِ الثَّانِيَةِ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ فَأَصْبَحَ النَّاسُ يَذْكُرُونَ ذَلِكَ فَكَثُرَ أَهْلُ الْمَسْجِدِ مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ فَخَرَجَ فَصَلَّوْا بِصَلَاتِهِ فَلَمَّا كَانَتْ اللَّيْلَةُ الرَّابِعَةُ عَجَزَ الْمَسْجِدُ عَنْ أَهْلِهِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَطَفِقَ رِجَالٌ مِنْهُمْ يَقُولُونَ الصَّلَاةَ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى خَرَجَ لِصَلَاةِ الْفَجْرِ فَلَمَّا قَضَى الْفَجْرَ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ ثُمَّ تَشَهَّدَ فَقَالَ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ شَأْنُكُمْ اللَّيْلَةَ وَلَكِنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ صَلَاةُ اللَّيْلِ فَتَعْجِزُوا عَنْهَا

Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahyaa, telah mengkhabarkan kepada kami ‘Abdullaah bin Wahb, telah mengkhabarkan kepadaku Yuunus bin Yaziid, dari Ibnu Syihaab, ia berkata, telah mengkhabarkan kepadaku ‘Urwah bin Az-Zubair bahwa ‘Aaisyah mengkhabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah keluar di tengah malam (bulan Ramadhan) kemudian beliau shalat malam di masjid, lalu shalatlah beberapa orang laki-laki mengikuti beliau. Maka orang-orang saling menceritakan kepada yang lainnya mengenai hal tersebut sehingga banyak dari mereka yang berkumpul.

Pada malam yang kedua, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam kembali keluar dan shalat bersama mereka dan orang-orang pun menyebutkan mengenai hal tersebut hingga pada malam yang ketiga jama’ah masjid semakin bertambah banyak dan Rasulullah keluar dan kembali shalat bersama mereka.

Hingga pada malam keempat, masjid menjadi penuh oleh jama’ah namun Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak keluarkepada mereka, seorang lelaki dari jama’ah tersebut berseru, “Shalat!” Akan tetapi beliau tidak juga keluar hingga beliau keluar untuk shalat Fajr.

Ketika beliau usai shalat Fajr, beliau menemui mereka, kemudian mengucapkan syahadat, beliau bersabda, “Amma ba’d, sesungguhnya tidak ada kekhawatiran dalam diriku mengenai kalian semalam, akan tetapi aku mengkhawatirkan hal itu (shalat malam) akan diwajibkan atas kalian, maka kalian tidak mampu melaksanakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).


5. Penghapusan Dosa Masa Lalu

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَفِظْنَاهُ وَإِنَّمَا حَفِظَ مِنَ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Abdillaah, telah menceritakan kepada kami Sufyaan, ia berkata, kami telah menghafalnya dan sungguh ia berasal dari Az-Zuhriy, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa yang menegakkan Lailatul Qadr dengan keimanan (kepada Allah) dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari dan Muslim).

6. Allah Membalas Langsung, Pembatal Pahala Puasa, Bau Mulut, Dua Kegembiraan

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ عَنْ أَبِي صَالِحٍ الزَّيَّاتِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Telah menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Muusaa, telah mengkhabarkan kepada kami Hisyaam bin Yuusuf, dari Ibnu Juraij, ia berkata, telah mengkhabarkan kepadaku ‘Athaa’, dari Abu Shaalih Az-Zayyaat, bahwasanya ia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semua amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa karena sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya, puasa adalah taman-taman surga, jika suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berbuat buruk dan mengumpat, jika ada seseorang yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi, maka katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, bau mulut orang yang sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma misik, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dengan keduanya ia akan bergembira, yaitu jika ia berbuka puasa maka ia akan gembira dan jika ia bertemu Rabbnya, ia akan gembira dengan sebab puasanya.” (HR Bukhari dan Muslim).


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’aawiyah dan Wakii’, dari Al-A’masy, -dalam jalur periwayatan yang lain- telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb, telah menceritakan kepada kami Jariir, dari Al-A’masy, -dalam jalur periwayatan yang lain- telah menceritakan kepada kami Abu Sa’iid Al-Asyaj -dan lafazh miliknya-, telah menceritakan kepada kami Wakii’, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Abu Shaalih, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (pahalanya), sebuah kebaikan akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali semisalnya hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa karena sesungguhnya puasa adalah untukKu dan Akulah yang akan membalasnya, karena ia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku. Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika ia berbuka puasa dan kegembiraan ketika ia berjumpa dengan Rabbnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma misik.” (HR Muslim dan Ibnu Majah).

7. Syafaat Puasa dan Al-Quran

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ حُيَيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin Daawud, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahii’ah, dari Huyay bin ‘Abdillaah, dari Abu ‘Abdurrahman Al-Hubuliy, dari ‘Abdullaah bin ‘Amr, bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa dan Al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba di hari kiamat, puasa berkata, “Wahai Rabb, aku telah mencegahnya dari makanan dan nafsu syahwat di siang hari, maka izinkan aku memberi syafa’at padanya,” dan Al-Qur’an berkata, “Aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari, maka izinkan aku memberi syafa’at padanya.” Rasulullah melanjutkan, “Maka keduanya diizinkan memberi syafa’at.” (HR Ahmad).

8. Puasa Ramadhan Penebus Dosa Kecil (Kafarat)

حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَهَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ أَبِي صَخْرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ إِسْحَقَ مَوْلَى زَائِدَةَ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

Telah menceritakan kepadaku Abu Ath-Thaahir dan Haaruun bin Sa’iid Al-Ailiy, keduanya berkata, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb, dari Abu Shakhr, bahwasanya ‘Umar bin Ishaq maulaa Zaa’idah telah menceritakan kepadanya, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Shalat lima waktu, shalat Jum’at hingga ke Jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan hingga ke Ramadhan berikutnya, adalah kaffarat (penebus dosa) apa yang ada di antara keduanya selama ia menghindari dosa-dosa besar.” (HR Muslim).


9. Pembatal Pahala Puasa: Berkata Keji, Kotor, dan Berbuat Buruk

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Telah menceritakan kepada kami Aadam bin Abu Iyaas, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi’b, telah menceritakan kepada kami Sa’iid Al-Maqburiy, dari Ayahnya, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak menahan perkataan keji dan perbuatan buruk di dalamnya, maka Allah tidak butuh (orang itu) menahan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari dan Abu Daud).


أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ أَخْبَرَهُمْ، وَأَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ، عَنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَمِّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: ” لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ، فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ “

Telah mengkhabarkan kepadaku Muhammad bin ‘Abdillaah bin ‘Abdil Hakam, bahwasanya Ibnu Wahb mengkhabarkan kepada mereka, dan telah mengkhabarkan kepadaku Anas bin ‘Iyaadh, dari Al-Haarits bin ‘Abdurrahman, dari Pamannya, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum, sesungguhnya puasa adalah menahan diri dari perkataan dan perbuatan kotor, maka jika ada seseorang yang menghina atau berbuat bodoh kepadamu, katakanlah, sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa.” (HR. Ibnu Khuzaimah).

10. Banyak yang Puasa Sia-Sia

حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ

Telah menceritakan kepada kami ‘Amr bin Raafi’, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullaah bin Al-Mubaarak, dari Usaamah bin Zaid, dari Sa’iid Al-Maqburiy, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya selain rasa lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam namun tidak mendapatkan apa-apa dari shalat malamnya selain menahan kantuk.” (HR Ibnu Majah).

Tuesday, April 30, 2019

IBLIS BERBAJU MALAIKAT

KETENARAN adalah fitnah, popularitas adalah bencana, dan ingin terkemuka adalah penyakit yang menahun. Di antara orang yang terkenal sebagai ulama ada yang bisanya cuma memakai jubah yang lebar, menyisir nyisir jenggot, membawa siwak yang panjang, dan menampakkan kekusyhuan yang semu, gemar menggoyang goyangkan kepala, suka mencium dahi orang, serta menyukai kata kata penghormatan dan ungkapan ungkapan pujian.

Bila dikatakan bahwa dirinya adalah berkah bagi seluruh manusia, bahwa Allah menjaga bangsa ini karena dirinya, bahwa semua manusia besar atau kecil berdoa untuknya, dia pasti percaya.Musuh utama ulama palsu itu adalah orang yang tidak mengakui haknya, tidak mencium tangannya, tidak menyebut nyebut jasanya, dan tidak menyinggung nyinggung keutamaan keutamaannya. Lawan nomor satunya adalah orang yang mengkritik atau mengoreksinya atau memberikan catatan kepadanya. Tindakan seperti ini menurutnya tidak santun, tidak sopan, dan tidak beradab.

Jika anda sebut namanya tanpa gelar, dantanpa kata kata sanjungan, ia akan mengganggap sebuah kesalahan yang tak terlupakan. Jika anda memuji ulama lain dihadapannya , dia pasti mencela anda, mukanya memerah dan murka.

Semua pendapat harus berujung dan berpangkal padanya, dia pikir dia mengetahui pelbagai hal dan ilmu. Dia tidak boleh disebut tidak tahu dan tidak boleh dianggap tidak mampu. Itulah ujub dan takabur. Dada orang itu sempit, tidak mungkin dilapangkan kecuali oleh Allah.

Tiga pernyataan para Thagut di muka bumi , dan binasa karena pernyataannya ,

- pertama kata "Aku" seperti perkataan Iblis, "Aku lebih baik"

- kedua kata "Kumiliki" yang dikatakan Qarun," Berkat ilmu yang kumiliki"

- ketiga kata "Milikku" , yang dikatakan Firaun, "Bukankah kerjaan Mesir ini milikku"

Wahai orang yang dibalut ujub, terselimuti kesombongan, dan terbius kelalaian, takkah kau dengar Bilal menyerukan tobat di fajar umurmu ,"Marilah mengejar kemenangan". Maka basuhlah hatimu dengan berwudhu dengan linangan air mata, duduklah di barisan pertama orang orang yang tobat untuk mendengar takbiratul ihram menghadap Allah, sampai malaikat penjaga Surga Ridwan memanggilmu dengan kemenangan," Masukilah surga dengan sejahtera dan aman sentosa (QS al Hijr : 46). [Syeikh Aidh Al Qarni]

www.matajhonie7.blogspot.com

UPDATE INFO STATUS SIAGA PINTU AIR

https://bpbd.jakarta.go.id
Sebelum kita membuka situs info status siaga pintu air,sebaiknya kita memahami ketentuan penetapan sebuah status siaga pada  pintu air sebagai berikut:


Status Siaga Pintu Air
Siaga IV : Belum ada peningkatan debit air secara mencolok. Komando di lapangan, termasuk membuka atau menutup pintu air serta akan dikemanakan arah air cukup dilakukan oleh komandan pelaksana dinas atau wakil komandan operasional wilayah.

Siaga III : Bila hujan yang terjadi menyebabkan terjadinya debit air meningkat di pintu - pintu air tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan. Meski demikian, bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat sebaiknya mulai berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dari berbagai kemungkinan bencana banjir.

Siaga II : Bila hujan yang terjadi menyebabkan debit air mulai meluas, maka akan ditetapkan Siaga II, penanggung jawab untuk siaga II ini adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Prov. DKI Jakarta yaitu Sekretaris Daerah.

Siaga I : Bila dalam enam jam debit air tersebut tidak surut dan kritis maka ditetapkan Siaga I. Penanggung jawab penanganan status siaga I langsung di tangan Gubernur.

Oke temen-temen dibawah ini link resmi status terkini sejumlah pintu air yang berpengaruh terhadap banjir di Jakarta dan sekitarnya. 
Silahkan klik :

Sunday, April 28, 2019

8 PINTU REZEKI


Rezeki yang Telah Dijamin

Dalilnya adalah Alquran surah Hud ayat enam. Artinya, "Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." Sebagai contoh, seorang anak yatim piatu akan tetap hidup sampai besar, padahal orang tuanya telah tiada. Allah membuatnya bertemu dengan pihak panti asuhan atau keluarga lain yang bersedia mengurusnya.

Rezeki Hasil Usaha

Dalilnya adalah surah an-Najm ayat ke-39. Terjemahannya, "Dan bahwasannya seorang manusia tiada memeroleh selain apa yang telah diusahakannya." Misalnya, bangsa-bangsa yang maju di dunia hari ini karena keuletan pemerintah dan rakyatnya dalam berusaha. Bandingkan dengan bangsa-bangsa yang miskin karena pemerintah dan rakyatnya yang kurang berinisiatif, padahal tanahnya subur.

Rezeki karena Bersyukur

Alquran surah Ibrahim ayat tujuh menjelaskan hal itu. Artinya, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Misalnya, suatu negeri yang menerapkan syariat Islam secara utuh karena pemimpin dan rakyatnya bersyukur atas nikmat Allah. Selanjutnya, negeri itu menemukan ladang energi gas baru dengan kapasitas yang banyak.

Rezeki tak Terduga

Surah at-Thalaq ayat dua dan tiga telah menegaskannya. Terjemahannya, "Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." Misal, kondisi geografis Makkah dan Madinah cenderung gersang. Namun, siapa sangka pada abad modern ditemukan kandungan minyak yang begitu banyak di bawah tanah Arab Saudi, sehingga penduduk dua kota itu merasakan manfaat yang besar.

Rezeki karena Istighfar

Alquran surah Nuh ayat 10 dan 11 menjelaskan pentingnya memohon ampun kepada Allah. Terjemahannya, "Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Mahapengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat." Sebagai gambaran, yakni kaum Nabi Yunus. Mereka bertaubat kepada Allah, sehingga Dia mengaruniakan kepadanya kemakmuran berpuluh-puluh tahun lamanya.

Rezeki karena Menikah

Menikah tak sekadar sebagai jalan yang mulia untuk menyalurkan hasrat biologis. Menikah juga menyimpan hikmah bagi mereka yang berharap rezeki nan berkah. Surah an-Nur ayat ke-32 telah memaparkan hal itu. Artinya, "Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu, baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ambil contoh, pasca-hijrah dari Makkah ke Yastrib (Madinah), Abdurrahman bin Auf dalam beberapa waktu belum menikah. Setelah menikah, dia berangsur-angsur menjadi pedagang yang kaya raya lagi, seperti halnya sebelum hijrah.

Rezeki karena Anak

Anak-anak merupakan karunia Allah yang begitu besar. Keberadaan mereka juga dapat mendatangkan rezeki yang berkah. Karena itu, Alquran telah menegaskan larangan menolak hadirnya buah hati. Lihat surah al-Isra ayat ke-31. Artinya, "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami-lah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” Sebagai contoh, Nabi Yakub waktu masih muda hijrah dari rumahnya. Dia pun menjadi pengembala kambing. Setelah menikah dan memiliki 12 orang anak, justru kambing-kambingnya makin bertambah banyak.

Rezeki karena Sedekah

Dalam surah al-Baqarah ayat ke-245, Allah berfirman. Artinya, "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." Sebagai misal, salah seorang sahabat yang mulia, Utsman bin Affan. Dia pernah berinfak dengan hartanya. Sampai kini, namanya tercatat sebagai pemilik warisan dan tabungan, bahkan terekam di salah satu bank syariah di Arab Saudi.



Friday, April 26, 2019

NASAB & USIA PARA NABI

1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. Usia: 345 tahun di bumi. Periode sejarah: 4533-4188 SM. Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis). Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS. Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun. Periode sejarah: 3993-3043 SM. Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak. Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an). Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Kaum Nuh. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS. Nama: Hud bin Abdullah. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As. Usia: 130 tahun. Periode sejarah: 2450-2320 SM. Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman). Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman. Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS. Nama: Shalih bin Ubaid. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun. Periode sejarah: 2150-2080 SM. Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria). Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS. Nama: Ibrahim bin Tarakh. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. Usia: 175 tahun. Periode sejarah: 1997-1822 SM. Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak). Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel). Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS. Nama: Luth bin Haran. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun. Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth). Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita). Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria). Sebutan kaumnya: Kaum Luth. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS. Nama: Ismail bin Ibrahim. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. Usia: 137 tahun. Periode sejarah: 1911-1774 SM. Tempat diutus: Mekah. Jumlah keturunannya: 12 anak. Tempat wafat: Mekkah. Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS. Nama: Ishaq bin Ibrahim. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. Usia: 180 tahun. Periode sejarah: 1897-1717 SM. Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an). Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron). Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS. Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. Usia: 147 tahun. Periode sejarah: 1837-1690 SM. Tempat diutus: Syam (Syria). Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina. Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS. Nama: Yusuf bin Ya’qub. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. Usia: 110 tahun. Periode sejarah: 1745-1635 SM. Tempat diutus: Mesir. Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan. Tempat wafat: Nablus. Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS. Nama: Ayyub bin Amush. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As. Usia: 120 tahun. Periode sejarah: 1540-1420 SM. Tempat diutus: Dataran Hauran. Jumlah keturunannya: 26 anak. Tempat wafat: Dataran Hauran. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS. Nama: Syu’aib bin Mikail. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As. Usia: 110 tahun. Periode sejarah: 1600-1490 SM. Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai). Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan. Tempat wafat: Yordania. Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS. Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As. Usia: 120 tahun. Periode sejarah: 1527-1407 SM. Tempat diutus: Sinai di Mesir. Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As. Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS. Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. Usia: 123 tahun. Periode sejarah: 1531-1408 SM. Tempat diutus: Sinai di Mesir. Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS. Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As. Usia: 75 tahun. Periode sejarah: 1500-1425 SM. Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya. Tempat wafat: Damaskus. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania. Al-Quran Menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS. Nama: Daud bin Isya. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. Usia: 100 tahun. Periode sejarah: 1063-963 SM. Tempat diutus: Palestina (dan Israel). Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As. Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkanya namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS. Nama: Sulaiman bin Daud. Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. Usia: 66 tahun. Periode sejarah: 989-923 SM. Tempat diutus: Palestina (dan Israel). Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an. Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS. Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As. Usia: 60 tahun di bumi. Periode sejarah: 910-850 SM. Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon). Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit. Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS. Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As. Usia: 90 tahun. Periode sejarah: 885-795 SM. Tempat diutus: Jaubar, Damaskus. Tempat wafat: Palestina. Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS. Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As. Usia: 70 tahun. Periode sejarah: 820-750 SM. Tempat diutus: Ninawa, Irak. Tempat wafat: Ninawa, Irak. Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS. Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun. Periode sejarah: 91 SM-31 M. Tempat diutus: Palestina. Jumlah keturunannya: 1 anak. Tempat wafat: Halab (Aleppo). Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS. Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As. Usia: 32 tahun. Periode sejarah: 1 SM-31 M. Tempat diutus: Palestina. Tempat wafat: Damaskus. Sebutan kaumnya: Bani Israel. Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS. Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi. Periode sejarah: 1 SM-32 M. Tempat diutus: Palestina. Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW. Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 62 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

(Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-
Suyuthi dan selainnya).

Tuesday, April 23, 2019

BAGAIMANA MENGATASI ANGIN DUDUK?

A N G I N D U D U K
Apakah Anda pernah mengalami rasa nyeri di bagian dada yang menjalar hingga ke leher, lengan, hingga punggung? Waspada, karena mungkin saja itu pertanda atau gejala angin duduk yang bisa mengancam jiwa. Lantas, apa itu angin duduk? Apa penyebab angin duduk? Bagaimana cara mengobati angin duduk?

Apa Itu Angin Duduk?
Angin duduk adalah penyakit kurangnya asupan oksigen ke otot-otot jantung akibat adanya pengerasan atau penyempitan pada pembuluh darah koroner. Kondisi ini menyebabkan aliran darah yang membawa pasokan oksigen menjadi terhambat.
Dampaknya timbul gejala nyeri dada yang menjalar sampai leher, lengan, dan punggung disertai gejala lain seperti mual, pusing, lelah, juga gelisah.

Angin duduk atau angina adalah jenis penyakit yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, penyakit yang kerap datang secara tiba-tiba ini bisa menimbulkan komplikasi yang membahayakan, yakni merenggut nyawa. Itu sebabnya angin duduk dijuluki sebagai ‘silent killer’.

Penyebab Angin Duduk
Jantung memerlukan asupan oksigen agar dapat melakukan ‘tugasnya’ dengan baik. Oksigen ini diantarkan oleh darah menuju jantung melalui 2 (dua) pembuluh darah yang disebut pembuluh darah koroner.

Nah, manakala terjadi penyempitan pada kedua pembuluh darah tersebut, darah tidak dapat mengalir lancar sehingga pasokan oksigen pun terhambat. Kasus inilah yang kemudian menjadi penyebab angin duduk.
Lalu, apa yang menyebabkan pembuluh darah koroner mengalami penyempitan? Sejumlah faktor risiko melatarbelakangi hal ini, yaitu:

Stres
Tekanan darah tinggi
Diabetes
Kolesterol tinggi
Obesitas
Riwayat penyakit jantung (pribadi atau keluarga)
Usia (pria di atas 45 tahun, wanita di atas 55 tahun)
Kurang olahraga
Merokok

Jenis-Jenis Angin Duduk
Angin duduk terdiri dari 3 (tiga) jenis. Ketiga jenis angin duduk ini nantinya berkaitan dengan cara mengobati angin duduk yang tepat. Oleh karena itu, sebelum Anda mencari tahu obat angin duduk, ketahui terlebih dahulu jenis-jenis penyakit angin duduk berikut ini.

1. Angin Duduk Stabil
Angin duduk stabil adalah jenis angin duduk yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner pasca melakukan aktivitas berat seperti berolahraga. Namun, gejala angin duduk stabil ini biasanya akan menghilang setelah Anda beristirahat.

2. Angin Duduk Tidak Stabil
Angin duduk tidak stabil adalah perkembangan dari angin duduk stabil dan dipicu oleh adanya penimbunan lemak atau pembekuan darah yang menghambat aliran darah menuju jantung.
Seseorang dikatakan terserang angin duduk tidak stabil apabila gejala angin duduk yang dialami seperti nyeri dada sering terjadi, nyeri dada berlangsung lebih lama, munculnya nyeri dada sulit diprediksi, dan nyeri dada tak jua hilang kendati telah beristirahat.
Angin duduk tidak stabil berpotensi mengakibatkan serangan jantung apabila penderita tidak segera mendapat pertolongan.

3. Angin Duduk Prinzmetal
Pada angin duduk prinzmetal atau angin duduk varian, terjadi penyempitan pembuluh darah arteri akibat pembuluh darah yang kaku (spasme). Dampaknya, aliran darah yang membawa oksigen ke jantung menjadi terhambat.
Angin duduk prinzmetal dapat terjadi kapan saja, tak terkecuali ketika Anda sedang beristirahat. Jenis angin duduk ini bersifat sementara dan dapat dihilangkan dengan mengonsumsi obat angin duduk.

Cara Mengobati Angin Duduk
Cara mengobati angin duduk bergantung pada tingkat keparahan angin duduk yang dialami. Berikut ini beberapa obat masuk angin duduk yang bisa Anda konsumsi apabila mengalami angin duduk.

1. Nitrat
Obat nitrat adalah salah satu obat masuk angin duduk yang direkomendasikan. Obat ini berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan.
Tak hanya mengatasi, nitrat juga bisa mencegah terjadinya angin duduk. Oleh karena itu, Anda yang memiliki riwayat angin duduk disarankan untuk mengonsumsi obat angin duduk ini sebelum melakukan aktivitas yang dapat memicu angin duduk.
Apabia Anda memiliki tekanan darah rendah (sistolik <100mg/dL) tidak diperkenankan untuk mengonsumsi obat ini.
2. Obat Pencegah Pembekuan Darah
Salah satu penyebab angin duduk adalah terjadinya pembekuan darah. Jika kondisi ini yang menyebabkan Anda mengalami angin duduk, maka mengonsumsi obat pencegah darah membeku adalah cara mengobati angin duduk yang tepat.
Anda bisa minum obat-obatan dari golongan ticagrelor dan clopidogrel yang berperan untuk memisahkan keeping darah sehingga tidak mengalami penggumpalan atau pembekuan.
3. Ivabradine
Ivabradine adalah obat angin duduk yang berfungsi sebagai penangkal efek hormon adrenalin sehingga tekanan darah di area jantung menurun yang otomatis diikuti pula oleh penurunan irama jantung. Dengan begitu, beban kerja jantung menjadi tidak berat.
4. Penghambat Beta
Obat penghambat beta (beta-blocker) berfungsi yang sama dengan Ivabradine, yaitu untuk menangkal efek hormon adrenalin yang menjadi pemicu meningkatnya tekanan darah hingga menyebabkan beban kerja jantung bertambah.
5. Penghambat Saluran Kalsium
Penghambat saluran kalsium adalah jenis obat yang juga umum dijadikan cara mengobati angin duduk manakala gejala angin duduk menyerang. Obat angin duduk ini bertugas untuk melancarkan aliran darah di area jantung. Selain itu, obat penghambat saluran kalsium efektif melemaskan otot dinding pembuluh darah.
6. Nicorandil
 
Cara mengobati angin duduk yang terakhir yakni menggunakan obat angin duduk dari golongan nicorandil.
Sama seperti obat penghambat saluran kalsium, nicorandil berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Obat nicorandil menjadi alternatif selain obat penghambat kalsium yang tidak bisa dikonsumsi oleh orang-orang tertentu.
7. Nitrogliserin
Nitrogliserin adalah vasodilator yang berfungsi untuk membuka pembuluh darah yang menyempit dan meningkatkan aliran darah menuju jantung. Nitrogliserin efektif untuk meredakan gejala angin duduk seperti nyeri dada akibat tidak lancarnya pasokan darah untuk jantung.

Nitrogliserin terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Nitrogliserin aksi cepat, berfungsi untuk meredakan gejala angin duduk
Nitrogliserin aksi lambat, berfungsi untuk mencegah angin duduk terjadi
Selain obat-obatan, cara mengobati angin duduk yakni dengan menerapkan pola hidup sehat yang meliputi:
Makan makanan bergizi, terutama yang mengandung banyak serat seperti sayur dan buah-buahan

Hindari konsumsi makanan yang mengandung :
kolesterol tinggi
Makan dengan porsi ideal
Rajin berolahraga
Kelola stres dengan baik
Tidak merokok
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol

Itulah informasi mengenai angin duduk dan bagaimana cara mengobati angin duduk dengan obat masuk angin duduk maupun menerapkan pola hidup sehat. Semoga bermanfaat!

HARI-HARI HARAM BERPUASA

Pertama : Hari Idul Fithri dan Idul Adha
Dari bekas budak Ibnu Azhar, dia mengatakan bahwa dia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama ‘Umar bin Al Khottob –radhiyallahu ‘anhu-. ‘Umar pun mengatakan,
هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَنْ صِيَامِهِمَا يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ
“Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang untuk berpuasa di dalamnya yaitu Idul Fithri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian.” (HR. Bukhari no. 1990 dan Muslim no. 1137)

Dari Abu Sa’id Al Khudri –radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.” (HR. Muslim no. 1138)
Kaum muslimin telah bersepakat (berijma’) tentang haramnya berpuasa pada dua hari raya, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha. (Lihat Ad Daroril Madhiyah Syarh Ad Durorul Bahiyah, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, hal. 220, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, tahun 1425 H)
Kedua: Hari-hari Tasyriq (11, 12 dan 13 Dzulhijah)

Tidak boleh berpuasa pada hari tasyriq menurut kebanyakan pendapat ulama. 
Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141, dari Nubaisyah Al Hudzali). Imam Nawawi rahimahullah memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Haramnya berpuasa pada hari tasyriq”.

Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan, 

“Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukkan dalam hari ‘ied. Hukum yang berlaku pada hari ‘ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkannya puasa (sebagaimana pada hari ‘ied, pen) dan dianjurkan untuk bertakbir ketika itu.”(Syarh Shahih Muslim, 6: 184).

Hari tasyriq disebutkan tasyriq (yang artinya: terbit) karena daging qurban dijemur dan disebar ketika itu (Syarh Shahih Muslim, 8: 17).
Imam Malik, Al Auza’i, Ishaq, dan Imam Asy Syafi’i dalam salah satu pendapatnya menyatakan bahwa boleh berpuasa pada hari tasyriq pada orang yang tamattu’ jika ia tidak memperoleh al hadyu (sembelihan qurban). 

Namun untuk selain mereka tetap tidak diperbolehkan untuk berpuasa ketika itu. (Syarh Shahih Muslim, 8: 17). Dalil dari pendapat ini adalah sebuah hadits dalam Shahih Al Bukhari dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah, mereka mengatakan,
لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ
“Pada hari tasyriq tidak diberi keringanan untuk berpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al hadyu ketika itu.” ( HR. Bukhari no. 1997 dan 1998).

Ketiga: Puasa Hari Jum’at Secara Bersendirian
Tidak boleh berpuasa pada Jum’at secara bersendirian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَصُمْ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ أَنْ يَصُومَ قَبْلَهُ أَوْ يَصُومَ بَعْدَهُ
“Janganlah salah seorang di antara kalian berpuasa pada hari Jum’at kecuali jika ia berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.” ( HR. Bukhari no. 1985 dan Muslim no. 1144, dari Abu Hurairah). Imam Nawawi rahimahullah membawakan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Terlarang berpuasa pada hari Jum’at secara bersendirian.”
Dari Juwairiyah binti Al Harits –radhiyallahu ‘anha-, ia mengatakan,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – دَخَلَ عَلَيْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَهْىَ صَائِمَةٌ فَقَالَ « أَصُمْتِ أَمْسِ » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « تُرِيدِينَ أَنْ تَصُومِى غَدًا » . قَالَتْ لاَ . قَالَ « فَأَفْطِرِى »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahnya pada hari Jum’at dan ia sedang berpuasa. Lalu beliau bertanya, “Apakah engkau berpuasa kemarin?” “Tidak”, jawab Juwairiyah. Beliau bertanya kembali, “Apakah engkau ingin berpuasa besok?” “Tidak”, jawabnya seperti itu pula. Beliau kemudian mengatakan, “Hendaknya engkau membatalkan puasamu.” (HR. Bukhari no. 1986 dan Muslim no. 1143, dari Juwairiyah binti Al Harits)

Catatan penting: 
Puasa pada hari Jum’at dibolehkan jika:
1- Ingin menunaikan puasa wajib, mengqodho’ puasa wajib, membayar kafaroh (tebusan) dan sebagai ganti karena tidak mendapatkan hadyu tamattu’.
2- Jika berpuasa sehari sebelum atau sesudah hari Juma’t sebagaimana diterangkan dalam hadits di atas.
3- Jika bertepatan dengan hari puasa Daud (sehari puasa, sehari berbuka).
4- Berpuasa pada hari Jum’at bertepatan dengan puasa sunnah lainnya seperti puasa Asyura, puasa Arofah, dan puasa Syawal. (Lihat pembahasan Shahih Fiqh Sunnah, 2: 142-143)

Keempat : Berpuasa pada Hari Syak (Yang Meragukan)
Yang dimaksud di sini adalah tidak boleh mendahulukan puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dalam rangka hati-hati mengenai masuknya bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka berpuasalah.” (HR. An Nasai no. 2173, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam hadits lainnya, dari ‘Ammar bin Yasir disebutkan,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang meragukan, maka ia berarti telah mendurhakai Abul Qosim, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. An Nasai no. 2188, At Tirmidzi no. 686, Ad Darimi no. 1682, Ibnu Khuzaimah no. 1808. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Catatan penting: 
Berpuasa pada hari meragukan ini dibolehkan jika:
1- Untuk mengqodho’ puasa Ramadhan.
2- Bertepatan dengan kebiasaan puasanya seperti puasa Senin Kamis atau puasa Daud.

Kelima: Berpuasa Setiap Hari Tanpa Henti (Puasa Dahr)
Yang dimaksud puasa Dahr adalah berpuasa setiap hari selain hari yang tidak sah puasa ketika itu (yaitu hari ‘ied dan hari tasyriq).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ لاَ صَامَ مَنْ صَامَ الأَبَدَ
“Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti.” (HR. Muslim no. 1159, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Hadits di atas menunjukkan terlarangnya berpuasa setiap hari tanpa henti walaupun tidak ada kesulitan dan tidak lemas ketika melakukannya. Begitu pula tidak boleh berpuasa setiap hari sampai-sampai melakukannya pada hari yang terlarang untuk berpuasa. Yang terakhir ini jelas haramnya. Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 2: 144.

Yang paling maksimal adalah melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka. Inilah rukhsoh (keringanan) terakhir bagi yang ingin terus berpuasa. Hadits larangan puasa Dahr tadi asalnya ditujukan pada Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash. Namun sebagaimana disebutkan dalam riwayat Muslim bahwa di akhir hidupnya Abdullah bin ‘Amr menjadi lemas karena kebiasaannya melakukan puasa Dahr. Ia pun menyesal karena tidak mau mengambil rukhsoh dengan cukup melakukan puasa Daud. (Syarh Shahih Muslim, 8: 40).

Alhamdulillah, semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi hidayah dan petunjuk.