Thursday, December 22, 2016

Sholawat Al Burdah

MAULAAYA SHOLLI WA SALLIM DAA IMAN ABADAA
ALAA HABIBIKA KHAIRAL KHALQI KULLIHIMII
AMIN TADZAKKURI JII ROO NIM BIDZI SALAMII
MAZAJTA DAM'AN JAROO MIM MUQLATIM BIDAMII
AMHABBATIRRIHU MIN TILQO I KAADZIMATIN
WA AUMADHOL BARQU FII DZULMAA I MIN IDHOMII
DOSA-DOSA MANUSIA ADA GANJAR DAN SIKSA
DOSA ANAK DURHAKA ADA GANJAR DAN SIKSA
RIDHA AYAH IBUMU RIDHA ALLAH PADAMU
MURKA AYAH IBUMU MURKA ALLAH PADAMU
YAA RABBIBIL MUSTHAFAA BALLIGH MAQOO SHIDANAA
WAGFHIR LANAA MAMADHOO YAA WAASI'AL KAROOMII.
#RIWAYAT SANG PENYAIR  SHOLAWAT BURDAH#
Nama lengkap Syaikh Al-Imam Al-Bushiri adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammadbin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdullah bin Shanhaji bin Hilal Ash-Shanhaji.Beliau lahir pada hari Selasa bulan Syawwal tahun 608 H. atau 1211 M. di daerah Dalash, tapi tumbuh besar dan menjalani kehidupannya di Bushir, sebuah daerah di Mesir, sehingga kemudian lebih dikenal dengan nama Imam Al-Bushiri.Beliau berasal dari keturunan sebuah kelompok suku yang dikenal dengan Bani Habnun di Maghrib (Maroko).
#Masa Kecil Syaikh Imam Al-Bushiri
Sejak kecil beliau sudah menghafalkan Al-Qur’an serta mempelajari ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Beliau di didik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al-Qur’an, disamping berbagai ilmu pengetahuan lainnya.Kemudian beliau belajar kepada ulama-ulama di zamannya, untuk memperdalam ilmu agama dan kesustraan Arab, kemudian beliau pindah ke Kairo, dan disanalah beliau kemudian menjadi seorang sastrawan dan penyair ulung. Kemahirannya di bidang sastra ini melebihi para penyair pada zamannya.Karya-karya kaligrafinya juga terkenal. Tulisannya sangat indah.Beliau mempelajari disiplin ilmu khat dan kaidah-kaidahnya dari Syaikh Ibrahim bin Abu Abdillah Al-Bushiri. Penguasaannya tentang khat (Kaligrafi), baik praktis maupun teoritis membuat banyak pelajar menimba ilmu kepadanya.Dalam seminggu, yang belajar ilmu ini kepadanya lebih dari seribu orang. (Demikian disebutkan dalam pengantar kitab syarh Burdah, karya Syaikhul Islam Ahmad bin Muhammad bin Hajar Al-Haitami).
Sejak masa kanak-kanak, beliau dikenal sebagai orang yangwara’(sangat berhati-hati karena takut dosa).Pernah suatu ketika beliau akan diangkat menjadi pegawai pemerintahan kerajaan Mesir, tetapi karena melihat perilaku pegawai kerajaan yang tidak cocok dengan prinsipnya, beliau pun menolaknya.Pada awal kehidupannya, Al-Bushiri berprofesi sebagai (guru) pengajar dalam mata pelajaran tulis-menulis di beberapa kelompok belajar di daerah Bilbis. Kemudian beliau meninggalkan tugas-tugasnya dan meninggalkan kesenangan dunia, lalu menyendiri dalam kehidupan tasawuf dan menghabiskan waktunya untuk beribadah.
Beliau pergi keIskandariyah (Alexandria) untuk menjadi murid Al-Quthb Abul Abbas Al-Mursi.Al-Bushiri dan Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari adalah dua murid dari Abu Abbas.Bila Al-Bushiri di anugrahi keunggulan dalam bentik syair, sedangkan Ibnu ‘Athaillah (Pengarang Al-Hikam) dianugrahi keunggulandalam bentuk prosa (natsar).
#Guru-guru Syaikh Imam Al-BushiriAl-Bushiri berguru kepada banyak tokoh ulama, diantaranya :
*.Syaikh Ibrahim bin Abu Abdillah Al-Bushiri.Dari Syaikh Ibrahim bin Abu Abdillah Al-Bushiri, beliau mempelajari disiplin ilmu khat dan kaidah-kaidahnya.*.Abu Hayyan Atsirudin Muhammad bin YusufAl-Ghamathi Al-Andalusi.
*.Fathuddin Abul Fath Muhammad bin Muhammad Al-Umari Al-Andalusi Al-Isybili Al-Mushri.Yang terkenal dengan sebutan Ibn Sayyidin Nas dan ‘Izz bin Jama’ah Al-Kanani Al-Hamawi. Al-Bushiri tekun belajar kepada para gurunya ini.Dari Syeikh Al-Mushri inilah tampak pada diriAl-Bushiri suatu keberkahan, dalam agama, ilmu, kewara’an dan kewalian. Karena ketekunannya dalam belajar.
Semenjak itu beliau memilih cara yang lain dalam mengarang syairnya. Maka jadilah syairnya berisi tasawuf, pujian dan sholawat kepada Rasulullah SAW. Dan beliau pun memurnikan cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
#Karya-karya Syaikh Imam Al-Bushiri
Di antara karya-karya Al-Bushri adalah :*.Shalawat Mudhariyah.Shalawat Mudhariyah adalah salah satu syairkarya Imam Al-Bushiri yang sangat besar keutamaannya. Banyak disebutkan dalam kitab-kitab dzikir dan syair.Dinamakan Mudhariyah, karena penisbatan Nabi SAW kepada salah satu datuk beliau yang bernama Mudhor.Salah satu keistimewaan shalawat ini disebutkan dalam kitab“Bughyah Ahl Al-‘ibadah wa Al-Aurad”Syarh Ratib Qutb Zamanih Al-Haddad karya Al-Habib Alwi bin Ahmad Al-Haddad.Dikisahkan :Bahwa Imam Al-Bushiri menyusun shalawat ini dipinggir sebuah pantai, ketika sampai pada syair ke-34 yang berbunyi:
ثٌمَّ الصَّلَاةُ عَلَى الْمٌخْتَارِ مَا طَلَعَتْشَمْسُ النَّهَارِ وَمَا قَدْ شَعْشَعَ الْقَمَرْ
Tiba-tiba dari tengah laut datang seorang laki-laki berlari diatas permukaan air dan menghampirinya sanbil berdiri dihadapannya serta berkata:“Cukup.., akhirilah shalawatmu sampai bait ini, karena kamu telah membuat lelah para malaikat yang mencatat keutamaan pahala shalawat ini”.
Dan akhirnya Imam Bushiri menutup shalawatnya dengan permohonan ridho Allahuntuk Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
*.Shalawat Al-Hamziyyah Wa Al-Kawakib Ad-durriyyahShalawat Al-Hamziyyah Wa Al-Kawakib Ad-durriyyah, yang kita kenal sekarang ini denganQashidah “Burdah Al-Madih”.Al-Bushiri sebenarnya tak hanya terkenal dengan karya Burdah-nya. Beliau juga dikenal sebagai seorang ahli ilmu fiqh dan ilmu kalam.Namun, nama Burdah telah menenggalamkan ketenarannya sebagai seorang sufi besar yang memiliki banyak murid.Dan karena fenomena karya Burdah-nya di pandang sebagai puncak karya sastra dalam memuji Rasulullah SAW, Al-Bushiri digelar“Sayyidul Madah”yang artinya “Penghulu para pemuji Rasulullah SAW”.
RIWAYAT BURDAH
Dan sebab-sebab khusus dikarangnya qashidah Burdah. Suatu ketika Al-Bushiri menderita sakit lumpuh sehingga tidak dapat bangun dari tempat tidurnya. Lalu dibuatnya syair-syair yang berisi pujian kepada Nabi, dengan maksud memohon syafa’atnya. Di dalam tidurnya, ia mimpi berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW. Nabi mengusap wajah Al-Bushiri, kemudian dia melepaskan jubahnya dan mengenakannya ke tubuh Al-Bushiri.
Saat ia bangun dari mimpinya, seketika itu juga ia sembuh dari lumpuhnya.
Al-Bushiri adalah seorang yang menjalani kehidupan sebagaimana layaknya para sufi, yang tercermin dalam kezuhudannya, ketekunannya beribadah, serta ketidaksukaannya pada kemewahan dan kemegahan duniawi. Di kalangan para sufi, iatermasuk dalam jajaran sufi besar. Sayyid Mahmud Faidh Al-Manufi menulis di dalam bukunya, Jawharat al-Awliya’, bahwa Al-Bushiri tetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang sufi sampai akhir hayatnya.
Wafat Syaikh Imam Al-BushiriImam Al-Bushiri wafat di kota Iskandariyah, Alexandria, Mesir, pada tahun 696 H atau 1296 M.Jenazah beliau dimakamkan di samping masjid besar, tak jauh dari masjid itu terdapat makam sang guru, Syaikh Imam Abu Al-Abbas Al-Mursi.

  "TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI BLOG INI , SEMOGA BERMANFAAT"
  Klik Follow untuk mendapatkan artikel terbaru dari blog ini
 

No comments:

Post a Comment